Isu Perubahan Iklim dan Transisi Energi Semakin Dominan dalam Preferensi Pemilih Pilkada Jawa Barat 2024
Pusat Kajian Ekonomi dan Pembangunan (Center for Economics and Development Studies) CEDS Universitas Padjadjaran dengan Yayasan Indonesia Cerah dan Koalisi Energi Bersih (KUTUB) Jawa Barat merilis hasil survei yang menyoroti pentingnya isu perubahan iklim dan transisi energi dalam Pilkada Jawa Barat 2024. Dalam survei tersebut, ditemukan bahwa semakin banyak warga Jawa Barat yang menaruh perhatian besar terhadap kepedulian calon pemimpin terhadap keberlanjutan lingkungan dan isu-isu terkait perubahan iklim. Meningkatnya kesadaran masyarakat ini sejalan dengan tantangan nyata yang dihadapi provinsi ini terkait perubahan iklim, seperti penurunan kualitas lingkungan, cuaca ekstrem, dan dampak bencana alam yang makin sering terjadi.
Isu Lingkungan Semakin Mempengaruhi Preferensi Pemilih
Hasil survei yang dikutip dari Koran Mandala menegaskan bahwa transisi energi dan perubahan iklim telah menjadi isu sentral yang akan memengaruhi keputusan politik warga pada Pilkada mendatang. Pemilih di Jawa Barat, terutama di kawasan urban seperti Bandung dan Bogor, semakin menyadari bahwa kebijakan energi dan lingkungan yang tepat akan sangat menentukan masa depan provinsi ini. Warga berharap pemimpin daerah tidak hanya memiliki visi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, tetapi juga langkah-langkah konkret dalam mendorong transisi energi yang lebih ramah lingkungan.
Dalam temuan ini, transisi menuju energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, serta pengelolaan sumber daya alam secara lebih bijak menjadi aspek penting yang disorot. Pemilih ingin melihat langkah nyata dari calon pemimpin dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan menangani dampak perubahan iklim yang kini mulai dirasakan dalam bentuk bencana banjir dan kekeringan yang lebih sering terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat.
Minimnya Pengetahuan Masyarakat terhadap Program Cagub
Meskipun ada peningkatan kesadaran tentang pentingnya isu lingkungan, tantangan besar masih terletak pada rendahnya pemahaman masyarakat terkait program-program calon gubernur yang berkaitan dengan perubahan iklim. Menurut laporan dari Pikiran Rakyat, sekitar 69,2 persen penduduk Jawa Barat tidak mengetahui program-program spesifik yang diusung para calon gubernur terkait isu iklim dan energi. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara meningkatnya kepedulian terhadap isu lingkungan dan upaya komunikasi para kandidat untuk memaparkan program mereka.
Hal ini bisa disebabkan oleh minimnya upaya sosialisasi yang dilakukan oleh kandidat politik dalam memperkenalkan program mereka terkait isu lingkungan, atau bisa juga disebabkan oleh rendahnya penetrasi informasi di kalangan masyarakat rural yang mungkin lebih mengutamakan isu-isu lain seperti pembangunan infrastruktur atau ekonomi. CEDS UNPAD melihat bahwa penting bagi para calon untuk meningkatkan kampanye mereka dengan lebih menonjolkan agenda-agenda terkait keberlanjutan lingkungan, karena ini adalah isu yang mulai disadari banyak pemilih, namun belum tersentuh secara luas dalam kampanye politik.
Tren Pemilih Muda yang Pro-Lingkungan
Dari temuan survei yang dilaporkan oleh IDN Times, tampak bahwa segmen pemilih muda di Jawa Barat semakin menyuarakan pentingnya memilih pemimpin yang memiliki komitmen nyata terhadap isu perubahan iklim. Kalangan milenial dan Gen Z, yang akan menjadi salah satu kelompok pemilih terbesar di Pilkada 2024, cenderung lebih peduli terhadap kebijakan yang berfokus pada pengurangan emisi karbon, perlindungan lingkungan, dan penggunaan energi terbarukan. Mereka ingin melihat kebijakan yang berpandangan jauh ke depan, yang tidak hanya menguntungkan generasi saat ini tetapi juga masa depan.
Menurut survei tersebut, pemilih muda di kota-kota besar seperti Bandung, Bekasi, dan Depok semakin memperlihatkan preferensi kepada calon pemimpin yang mampu menawarkan solusi konkret terhadap krisis lingkungan. Pemimpin yang mampu menjawab tantangan perubahan iklim dengan kebijakan inovatif dan ramah lingkungan akan mendapat dukungan kuat dari kelompok ini. Mereka tidak hanya tertarik pada janji-janji politik umum, tetapi lebih kepada solusi nyata dan terukur yang dapat mengatasi dampak perubahan iklim.
Peran CEDS UNPAD dalam Mendorong Kebijakan Pro-Lingkungan
Sebagai lembaga penelitian yang berfokus pada kajian ekonomi dan pembangunan, CEDS UNPAD menaruh perhatian pada isu-isu keberlanjutan. Temuan survei ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi para calon pemimpin daerah untuk mengintegrasikan kebijakan yang lebih proaktif dalam mengatasi perubahan iklim dan memfasilitasi transisi energi yang lebih hijau. Penelitian yang dilakukan oleh CEDS UNPAD bertujuan tidak hanya untuk menggambarkan pandangan masyarakat, tetapi juga untuk memberikan masukan kebijakan yang dapat membantu daerah dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan demikian, CEDS UNPAD mengajak para calon pemimpin untuk tidak mengabaikan isu-isu yang semakin menjadi perhatian publik ini. Kesuksesan di Pilkada Jawa Barat 2024 tidak hanya ditentukan oleh popularitas kandidat, tetapi juga oleh sejauh mana mereka mampu merespons tantangan global yang kini menjadi isu lokal, yakni perubahan iklim.
Sumber berita:
- Koran Mandala. “Survei: Isu Transisi Energi dan Perubahan Iklim Jadi Pertimbangan Pemilih di Pilkada Jabar 2024”. https://www.koranmandala.com
- Pikiran Rakyat. “Hasil Survei: 69,2 Persen Penduduk Jabar Tak Tahu Program Cagub Terkait Iklim”. https://www.pikiran-rakyat.com
- IDN Times. “Makin Banyak Warga Jabar Pilih Pemimpin yang Peduli Perubahan Iklim”. https://jabar.idntimes.com